Kamis, 07 Maret 2013

Laporan Pendahuluan HDR


LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Kasus (Masalah Utama)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B.     Proses Terjadinya Masalah
1.      Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.
Tanda dan Gejala:
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
1.      Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
2.      Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
3.      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
4.      Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
5.      Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
2.      Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
a.      Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
§  Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
§  Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.
§  Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b.      Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

Tanda dan Gejalanya :
      Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
      Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.
3.      Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

C.    Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


                                                                                                    Core Problem
 

Gangguan citra tubuh

D.    Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1.      Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a.       Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak diam.
b.      Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data yang perlu dikaji :
a.       Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b.      Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3.      Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji :
a.       Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan sedih karena keadaan tubuhnya, Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena  keadaan tubuhnya yang cacat
b.      Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, Suara pelan dan tidak jelas, Tampak menangis
E.     Diagnosa Keperawatan
1.    harga diri rendah
2.    gangguan citra tubuh

DAFTAR PUSTAKA

1.      Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
2.      Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.      Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
4.      Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
5.      Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

Minggu, 24 Februari 2013

Satuan Acara penyuluhan (SAP) Kompres Hangat Pada Pasien Rematik


Satuan Acara penyuluhan (SAP)
Kompres Hangat Pada Pasien Rematik

Topik Penyuluhan                   : Kompres
Pokok Bahasan                       : Kompres Air Hangat untuk mengurangi nyeri
Waktu                                     : 1 X 30 menit (Pukul 14.00-14.30 WIB)
Hari/Tanggal                           : Kamis 7  Januari 2013
Tempat                                    : Rumah Ny.S
Penyuluh                                 : Ahmad abu Basil
                        
A.    Latar Belakang
               Mengompres dilakukan dengan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air hangat (30ÂșC). Usahakan perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Seka seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu tubuh terjadi saat pertukaran udara melalui permukaan kulit. Gunakan pakaian atau selimut tipis, pada bayi tidak boleh dibedong. Jangan mengompres dengan alkohol karena toxic dan uapnya dapat terserap ke kulit ataupun paru-paru anak.
B.     Tujuan Intruksional Umum
     Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para pasien mampu mengetahui dan memahami cara mengompres dengan air hangat.
C.    Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu :
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.       Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat
D.    Strategi Pelaksanaan.
1.      Metode
a.      Ceramah
b.      Tanya jawab
2.      Media
a.       Leflet
b.      Baskom kecil
c.       Waslap
d.      Air hangat suhu 37 C
e.       Handuk pengering
3.      Materi
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.       Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat
E.     Kegiatan Penyuluhan
No
WAKTU
KEGIATAN PENYLUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
3 mnt
Pembukaan :
·         Membuka kegiatan dengan mengucap salam
·         Memperkenalkan diri
·         Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·         Menyebutkan materi  yang akan diberikan
·         Menjawab salam
·         Mendengarkan
·         Memperhatikan
·         memperhatikan
2
15 menit
Pelaksanaan :
·         menjelaskan tentang materi kompres hangat
·         pengertian kompres hangat
·         menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
·         Menjelaskan alat dan bahan kompres hangat
·         menjelaskan tentang tehnik melakukan kompre hangat
·         memperhatikan
·         bertanya
·          memperhatikan
3
10 menit
Evaluasi:
·         Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawa pertanyaan.
·         Kesimpulan
·         Menjawab pertanyaan
4
2 menit
Terminasi:
·         mengucapkan terima kasih atas pran serta peserta
·         mengucapkan salam penutup
·         mendengarkan
·         menjawab salam
F.    evaluasi
Keluarga mampu menjawab dan mengulang kembali
1.      Menjelaskan pengertian kompres hangat
2.       Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3.      Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4.      Menjelaskan tentang tehnik kompres hangat



Lampiran Materi :
A.    Pengertian
Mengompres dilakukan dengan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air hangat (30ÂșC). Usahakan perbedaan antara air kompres dengan shu tubuh tidak terlalu berbeda. Seka seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu tubuh terjadi saat pertukaran udara melalui permukaan kulit. Gunakan pakaian atau selimut tipis, pada bayi tidak boleh dibedong. Jangan mengompres dengan alkohol karena toxic dan uapnya dapat terserap ke kulit ataupun paru-paru anak.
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
Tepid sponging adalah mandi sebagai terapi pada anak yang demam tinggi.
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, adalah memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing," katanya. Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."
B.     Tujuan
meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh melalui penguapan.
C.    Manfaat
1.      dapat memberikan rasa nyaman  
2.      menurunkan suhu tubuh yang demam
3.      Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.
D.    Alat dan bahan
1.      Baskom mandi
2.      Waslap
3.      Air hangat suhu 37 C
4.      Thermometer
5.      Handuk pengering
E.     Teknik
a.      Beri tau klien, dan siapkan alat,klien dan lingkungan
b.      Cuci tangan
c.       Ukur suhu tubuh
d.     Pertahankan selimut mandi di atas tubuh yang tidak dikompres
e.      Periksa suhu air
f.        Celup washlap ke dalam air hangat, letakkan di bawah ketiak dan lipatan paha
g.      Secara perlahan tangan dan kaki dikompres selama 5 menit
h.      Bila suhu belum turun lanjutkan usap kompres ke punggung dan bokong selama 3-5 menit
i.        Ganti air bila sudah tidak panas- bila suhu diatas 37 stop tindakan
j.        Keringkan bagian tubuh dan selimuti dengan selimut tipis dan menyerap keringat
F.      Mekanisme tubuh terhadap kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.